Kamis, 26 Agustus 2010

11 Cara Cerdas Belanja Busana Lebaran



Kebutuhan lain yang lebih mendesak, memaksa Anda mengurangi budget belanja busana lebaran kali ini?. Tak masalah, toh, lebaran tak mesti tampil dengan busana baru bukan? Anda masih bisa menggunakan busana lama dengan sedikit modifikasi. Namun, jika Anda tetap ingin tampil istimewa dengan busana baru, ada 11 panduan cara belanja cerdas yang bisa Anda ikuti.
 

 
  1. Trend adalah musuh Anda. Jangan membeli busana hanya karena sedang in. Trend fashion bergulir dengan cepat, dan jenis busana ini biasanya hanya digunakan sekali waktu. Jika Anda selalu membeli busana berdasarkan trend yang berlaku, maka ini bisa menghabiskan uang Anda. Cara bijak, pilihlah busana yang bisa Anda kenakan baik di waktu lebaran maupun sesudahnya.  
  2. Cari pusat belanja selain mall. Factory outlet bisa menjadi pilihan. Beberapa pakaian dengan label ternama, secara khusus ditawarkan di toko ini dengan harga yang lebih murah. Namun ingat, Anda harus jeli dan teliti saat membeli.
  1. Susun anggaran. Jika Anda merencanakan apa saja yang akan Anda beli, maka Anda akan membeli sesuai dengan apa yang Anda rencanakan dan anggaran yang tersedia.  
  2. Gunakan uang tunai. Ini adalah cara utama untuk menghindari belanja impulsif.  
  3. Buat daftar belanja. Ini berlaku untuk semua keperluan belanjaan Anda. Sangat efektif unutk mencegah belanja impulsif. 
  4. Belanja online. Cari situs lelang atau website pakaian yang menawarkan diskon. Selain dapat menghemat ongkos ketimbang Anda harus ke mall, belanja di toko online juga bisa menghemat pajak penjualan. Namun pastikan biaya pengiriman barang tidak menguras banyak tabungan Anda. Sebelum membeli, ada baiknya juga melakukan pencarian di toko onlinelainya untuk sekadar membandingkan harga barang yang akan Anda beli.
  1. Jika berencana ingin membeli perhiasan, pilihlah model yang simple agar penggunaannya bisa timeless dan mudah dipadu padankan.
  1. Beli sesuai dengan ukuran. Setelah berpuasa sebulan penuh, ada kemungkinan tubuh berubah menjadi gemuk atau kurus. Karena itu, penting untuk pertimbangkan kemunkinan ini, agar busana terlihat sempurna di tubuh.
 
  1. Jangan membeli pakaian karena suasana hati. Stop berbelanja berlebihan hanya untuk meningkatkan kepercayaan diri atau untuk melawan depresi dan rasa bosan. Perasaan lebih baik yang Anda dapatkan ketika membeli pakaian baru hanyalah bersifat sementara, tidak efektif dan terlalu ‘mahal’. Karena solusi fisik tidak berpengaruh pada masalah emosional.
  1. Belanja sendirian. Jika Anda benar-benar butuh masukan seseorang, tidak masalah mengajak seorang sahabat atau keluarga. Namun perlu diingat perbedaan selera sang teman, apalagi bila dikombinasikan dengan ego Anda, bisa membuat Anda bingung dan kesulitan menentukan pilihan.
  1. Buka garage sale. Busana atau aksesoris Anda tampak menumpuk di lemari? Pertimbangkanlah untuk menawarkan barang-barang yang sudah tidak Anda kenakan lagi, kepada teman atau tetangga, sebelum Anda memutuskan membeli yang baru. Selain bisa mengurangi tumpukan barang, Anda juga bisa memperoleh uang tunai yang bisa di gunakan untuk membeli beberapa busana baru untuk lebaran nanti.

5 Rahasia Puasa Di Dalam Bulan Ramadhan


Sebelumnya Saya dan keluarga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan, semoga amal ibadah kita diterima dan menjadikan berkah, Amin
Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada tahun ini merupakan sesuatu yang amat membahagiakan dan sangat ditunggu. Betapa tidak, dengan menunaikan ibadah Ramadhan, banyak amalan, kedahsyatan dan manfaat yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.
Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan. Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.
5 Hal tersebut ialah
Menguatkan Jiwa
Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang artinya: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya (QS 45:23).
Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi (HR. Tirmidzi).
Mendidik Kemauan
Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar. Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan: Puasa itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.
Menyehatkan Badan
Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.
Mengenal Nilai Kenikmatan
Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh. Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil. Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7).
Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain
Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku, Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, pi juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah berfirman yang artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS 9:103).
Karena rahasia puasa merupakan sesuatu yang amat penting bagi kita, maka sudah sepantasnyalah kalau kita harus menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan penuh rasa gembira sehingga kegembiraan kita ini akan membuat kita bisa melaksanakan ibadah Ramadhan nanti dengan ringan meskipun sebenarnya ibadah Ramadhan itu berat.
Kegembiraan terhadap datangnya bulan Ramadhan harus kita tunjukkan dengan berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan Ramadhan tahun sebagai momentum untuk mentarbiyyah (mendidik) diri, keluarga dan masyarakat kearah pengokohan atau pemantapan taqwa kepada Allah Swt, sesuatu yang memang amat kita perlukan bagi upaya meraih keberkahan dari Allah Swt bagi bangsa kita yang hingga kini masih menghadapi berbagai macam persoalan besar. Kita tentu harus prihatin akan kondisi bangsa kita yang sedang mengalami krisis, krisis yang seharusnya diatasi dengan memantapkan iman dan taqwa, tapi malah dengan menggunakan cara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu pertentangan dan perpecahan yang justeru menjauhkan kita dari rahmat dan keberkahan dari Allah Swt.
kaskus.us