Selama produksi campuran beraspal panas di AMP beberapa hal pokok yang digunakan sebagai acuan operasionil adalah seperti diuraikan di bawah ini.
Bin dingin (cold bins)
Jenis bin dingin (cold bins) yang umum dikenal adalah : (1) ban berjalan menerus, (2) getar, dan (3) aliran. Jenis pertama (ban berjalan menerus) cocok untuk agregat halus, sedangkan yang lainnya cocok untuk agregat kasar. Kontinuitas aliran material dari bin dingin ini sangat berpengaruh terhadap produksi campuran beraspal, untuk itu perlu pengendalian mutu yang ketat pada bin dingin. Pemeriksaan agregat pada bin dingin meliputi :
a) Tidak ada perubahan gradasi agregat. Perubahan gradasi dapat disebabkan karena perbedaan quari atau suplier. Jika terjadi perubahan gradasi agregat, maka harus dilakukan pembuatan FCK/JMF kembali.
b) Agregat tidak bercampur. Pencampuran agregat antar bin yang berdekatan dapat dicegah dengan membuat pemisah yang cukup dan pengisian tidak berlebih. Pengisian yang baik dimungkinkan jika ukuran bak (bucket) loader lebih kecil dari bukaan mulut bin dingin.
c) Kalibrasi bukaan bin dingin secara periodik.
d) Bukaan bin dingin kadang-kadang tersumbat, misalnya jika agregat halus basah, agregat terkontaminasi tanah lempung, atau penghalang lain yang tidak umum seperti batu dan kayu.
e) Perubahan kecepatan ban berjalan, dan ada operator yang mengontrol aliran agregat dan membuang material yang tidak perlu.
Pengering (dryer)
Pengering (dryer) mempunyai fungsi; (1) menghilangkan kandungan air pada agregat, dan (2) memanaskan agregat sampai suhu yang disyaratkan. Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini adalah :
a) Kalibrasi alat pengukur suhu
b) Pemeriksaan suhu agregat yang dipanaskan
c) Pengamatan pada asap yang keluar dari cerobong asap. Jika asap berwarna hitam berarti pembakaran yang terjadi tidak sempurna. Sementara jika asap berwarna putih berkabut (mengandung uap air) berarti agregat basah dan ada kemungkinan kadar air masih tertinggal setelah proses pengeringan.
Unit saringan panas (hot screen)
Umumnya pada proses penyaringan ini terjadi pelimpahan agregat, misalnya yang semestinya masuk ke hot bin I tetapi terbawa ke hot bin II. Pelimpahan ini pada kondisi normal terjadi kurang dari 5 % dan cenderung konstan sehingga tidak terlalu mengganggu kualitas produksi. Akan tetapi prosentase tersebut dapat bertambah jika; lubang saringan tertutup agregat, kecepatan produksi tidak berimbang dengan kecepatan penyaringan, agregat halus basah/menggumpal, dan lubang-lubang pada saringan sudah ada yang rusak. Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada bagian ini adalah :
a) Pemeriksaan harian secara visual pada kebersihan dan kondisi saringan
b) Pengontrolan gradasi agregat
Bin panas (hot bins)
Jika agregat halus masih menyisakan kadar air setelah pemanasan, maka agregat yang halus (debu) akan menempel dan menggumpal pada dinding hotbin dan akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan kecil pada gradasi agregat, yaitu penambahan material yang lolos saringan No. 200. Kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi pada hot bins juga perlu diperhatikan.
Penimbangan (weigh hopper)
Pada bagian ini operator AMP sangat berperan. Jika keseimbangan waktu pencapaian berat tiap bin panas sulit tercapai, maka operator harus membuang agregat tersebut dan melakukan pemeriksaan aliran material mulai dari bin dingin. Akan tetapi jika ketidak seimbangan waktu tersebut dipaksakan terus berjalan, maka dapat dipastikan akan terjadi penyimpangan gradasi akibat proporsi masing-masing bin panas tidak sesuai. Aliran agregat yang tidak seragam juga dapat menyebabkan temperatur campuran menjadi bervariasi. Pemeriksaan yang dilakukan pada bagian ini adalah :
a) Kalibrasi timbangan, termasuk timbangan aspal
b) Kotak timbangan (weigh box) tergantung bebas
c) Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP
Pencampur (mixer / pugmill)
Dalam pugmill terjadi dua tipe pencampuran, yaitu pencampuran kering dan pencampuran basah (setelah ditambah aspal). Lamanya pencampuran kering diusahakan sesingkat mungkin untuk meminimalkan degradasi agregat, umumnya 1 atau 2 detik. Pencampuran basah juga diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari degradasi dan oksidasi atau penuaan (aging). Umumnya lamanya waktu pencampuran total sekitar 30 detik. Pemeriksaan yang dilakukan pada bagian ini adalah :
a) Temperatur aspal (pada tangki aspal)
b) Lamanya pencampuran
c) Pedal tip (pengaduk) tidak aus atau patah
d) Tutup pugmill tidak bocor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar